Selasa, 11 Desember 2007

It's the singer, and not the song

"It's the singer, and not the song"
Oleh
Arbono Lasmahadi


"It's the singer and not the song, that's more important." Begitulah
ungkapan seorang kawan dekat saya manakala beliau memberikan
dorongan kepada seorang manajer yang ragu untuk menyampaikan
keputusan yang tidak populer dari perusahaan kepada para
karyawannya. Mungkin terjemahan bebasnya, lagu apa saja bila dinyanyikan
oleh penyanyi yang ahli dan berpengalaman akan terdengar indah. Saya percaya
ungkapan yang disampaikan oleh rekan saya bermakna dalam dan mengandung
sejumlah kebenaran, disamping mungkin mempunyai potensi negatif. Setidaknya
ada beberapa hal yang dapat kita ambil dari ungkapan tersebut
1. Sebuah pesan atau informasi dapat menjadi lebih berbobot dan
bermakna bila disampaikan oleh orang yang memang memiliki kompetensi
yang berkaitan dengan informasi yang disampaikan atau wewenang untuk
menyampaikan hal tersebut, dibandingkan yang tidak memiliki
kompetensi atau wewenang sama sekali. Sebagai contoh : Seorang
dokter akan lebih didengarkan dan dipercaya manakala dia
menyampaikan informasi seputar kesehatan, dibandingkan seorang
Manajer Humas Perusahaan Obat (yang bukan berlatar belakang
kedokteran).
2. Sebuah pesan atau informasi dapat lebih memberikan dampak yang
sangat luas bila disampaikan oleh orang yang punya kredibilitas yang
tinggi. Kredibilitas dalam hal ini berkaitan dengan kompetensi,
integritas dan kepercayaan. Sebagai contoh : seorang pemuka
masyarakat yang punya kredibilitas yang tinggi, maka pesan-pesannya
akan lebih didengarkan dan diikuti oleh orang-orang dibandingkan
dengan yang kredibilitasnya rendah.
3. Sebuah pesan atau informasi dapat memberikan pengaruh yang lebih
besar manakala disampaikan dengan cara yang baik dan tepat. Sebagai
contoh : Memberikan umpan balik akan lebih baik disampaikan manakala
yang bersangkutan memerlukannya dan memintanya.
Disamping sisi positif dari ungkapan tersebut, juga terkandung
potensi negatif yang dapat dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab untuk mengelabui orang lain. Seorang pemimpin yang
sudah dipercaya oleh para pengikutnya, karena kredibilitasnya selama
ini, dapat saja memanfaatkan kemampuan ini untuk mempengaruhi
pengikutnya untuk melakukan hal-hal yang tidak sejalan dengan aturan
atau norma-norma sosial. Sebagai contoh : Ada sejumlah pemimpin yang
karena kepiawaiannya dalam berkomunikasi dapat mengumpulkan sejumlah
dana yang konon akan digunakan untuk membangun fasilitas yang akan
digunakan untuk kepentingan bersama, yang pada akhirnya dana
tersebut digunakan untuk kepentingan pribadinya.
Di akhir tulisan pendek ini, saya ingin menyampaikan pesan yang
mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua dalam menjalankan tugas sehar-
hari di kantor ;
1. Kredibilitas (kompetensi, integritas dan kepercayaan) kita menjadi salah satu
hal yang penting yang perlu kita pertahankan, agar pesan-pesan yang kita
sampaikan kepada orang lain dapat memberikan dampak positif yang kita inginkan.
Sekali kita menodai kredibilitas kita, akan sulit untuk dapat mengembalikannya
ke titik semula
2. Dalam menyampaikan pesan penting, lakukan dengan cara yang baik
dan tepat. Saya percaya kelembutan dalam bertutur kata dan pemilihan
kata yang tepat akan lebih memberikan dampak dibandingkan dengan
penggunaan bahasa yang cenderung kasar, walaupun sama-sama dengan
tujuan yang baik
3. Tetaplah bersikap kritis atas semua informasi yang anda terima,
termasuk informasi dari orang -orang terdekat kita. Tujuannya bukan
untuk meruntuhkan kepercayaan yang selama ini sudah terjalin. Namun
lebih sebagai upaya untuk terus mengingatkan dan melindungi satu
dengan lainnya dari kesalahan dan kealpaan yang dapat merugikan satu
dengan lainnya.
(Jakarta, 11 Desember, 2007, 19.00 WIB)